banner 728x250

78 Suara Sah,Gazali Pimpin PGRI Parimo

Foto : PPID Disdikbud Parigi Moutong.

Parimo,Updatesulawesi — Konferensi Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Parigi Moutong masa bakti XXIII tahun 2025–2030 berlangsung dinamis dan kompetitif.

Dua figur kepala sekolah asal Kecamatan Ampibabo, Gazali, S.Pd., M.Pd. dan Supardin, S.Pd., bersaing ketat dalam pemilihan yang digelar selama dua hari, 22–23 Juni 2025, di salah satu hotel di Kota Parigi.

banner 728x90

Panitia konferensi sebelumnya telah menetapkan 10 kandidat yang lolos seleksi dan penjaringan sebagai calon ketua PGRI Kabupaten Parigi Moutong. Mereka adalah:

  • Sunarti, S.Pd., M.Pd.
  • Gazali, S.Pd., M.Pd.
  • Supardin, S.Pd.
  • Nurhayati, S.Pd.
  • Wilson, S.Pd.
  • Nizma Bahsyuan, S.Pd.
  • Ikbal Abd Azis Maro, S.Pd.
  • Mohammad Dahlan Djunu, S.Pd.
  • Muhasabe, S.Pd.
  • Yusran Kalape
Baca berita lainnya :  Polres dan Pemkab Parigi Moutong Bentuk Satgas KBN di Bantaya

Namun menjelang pemungutan suara, empat kandidat memilih mundur dari pencalonan, yakni Sunarti, Wilson, Mohammad Dahlan Djunu, dan Muhasabe. Sehingga tersisa enam kandidat yang bersaing dalam pemilihan.

Dalam proses pemilihan yang berlangsung demokratis, Gazali berhasil meraih 78 suara sah dari total 139 suara, mengungguli rival terdekatnya, Supardin, yang memperoleh 56 suara. Sisanya terbagi ke kandidat lainnya.

Baca berita lainnya :  Kasus Kematian Tahanan Polresta Palu dan Mugni, Polda Sulteng Pastikan Masih Dalam Penyidikan

“Alhamdulillah, dari total suara yang ada, saya memperoleh 78 suara sah. Sementara Supardin mendapat 56 suara, dan sisanya ke kandidat lain,” ujar Gazali usai pengumuman hasil pemilihan pada Senin (23/06/2025).

Ia menjelaskan bahwa seluruh 23 pengurus PGRI kecamatan di Parigi Moutong turut menggunakan hak suara mereka. Setiap kecamatan memiliki enam suara, ditambah satu suara dari pengurus kabupaten yang telah dimisionerkan.

Dalam pidatonya usai terpilih, Gazali menekankan komitmennya untuk menjalankan PGRI berdasarkan tiga pilar utama organisasi, yaitu sebagai organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan.

“Kami juga akan fokus mendorong agar tenaga honorer mendapat penghasilan yang layak,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa kepengurusan baru akan dirancang dengan prinsip kemandirian, profesionalisme, dan efektivitas kerja, serta menekankan agar ke depan lebih sedikit kegiatan seremonial dan lebih banyak kerja nyata.

“Kepengurusan kali ini akan kami susun dengan serius agar bisa benar-benar bekerja untuk kepentingan bersama,” pungkas Gazali.

Total Views: 61

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *