
Parimo,Updatesulawesi – Kapolres Parigi Moutong (Parimo), AKBP Hendrawan Agustian Nugraha menegaskan bahwa peristiwa tanah longsor yang terjadi di kawasan Gunung Talenga, Desa Lambunu, Kecamatan Bolano Lambunu, merupakan murni bencana alam akibat curah hujan dengan intensitas tinggi.
“Di sana tidak ada pertambangan yang terjadi, baik itu manual maupun menggunakan alat berat,” tegas Hendrawan usai proses evakuasi salah satu korban atas nama Sahrat (43), Selasa (24/06).
Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi berbagai informasi liar yang beredar di media sosial yang mengaitkan bencana ini dengan aktivitas tambang ilegal.
Ia menegaskan bahwa informasi tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Framing yang beredar di sosial media itu informasi liar. Di bawah hutan itu ada kebun kopi milik masyarakat, dan untuk menuju ke lokasi kejadian (TKP) saja memakan waktu cukup lama karena harus melewati beberapa sungai dengan arus yang deras,” jelasnya.
Terkait dugaan adanya aktivitas illegal logging di wilayah tersebut, ia mengatakan pihaknya akan melakukan pendalaman secara detail untuk memastikan kebenarannya.
Hendrawan menjelaskan bahwa korban yang berhasil dievakuasi, Sahrat, diketahui berprofesi sebagai tukang sensor kayu untuk keperluan pembuatan kusen pintu, jendela, dan material rumah lainnya.
Informasi dari warga menyebutkan bahwa saat kejadian, korban tengah berteduh di sebuah pondok yang biasa digunakan untuk beristirahat sambil mencari kayu dan rotan.
Sementara itu, SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap empat korban lainnya yang belum ditemukan, masing-masing atas nama Latif alias Subran (52), Safrudin E. Manjalai (36), Riska Jumi (26), dan Rapi (14).
“Untuk titik-titik yang diduga menjadi lokasi korban, kami sudah beri tanda dengan patok. Tanda tersebut menunjukkan lokasi yang diduga terdapat jasad, baik manusia maupun hewan gembalaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pihaknya akan tetap melaksanakan proses identifikasi melalui tim Inafis Reskrim Polres Parigi Moutong apabila ditemukan korban yang tidak dapat dikenali oleh pihak keluarga.
“Kalau ada korban yang tidak dikenali oleh keluarganya, maka kami akan melakukan proses identifikasi,” terangnya.
Namun demikian, dari tiga korban yang telah ditemukan sejauh ini, semuanya berhasil dikenali langsung oleh keluarga masing-masing, baik dari pakaian maupun tanda khusus yang ada pada tubuh korban.
“Alhamdulillah, dari tiga korban yang kami temukan ini, ketiganya dikenali oleh keluarganya. Salah satunya diketahui dari tato di tangan kanan korban,” tukasnya.