
Kotamobagu,Updatesulawesi.id – Kabar gembira datang bagi para petani kakao dan gula aren di wilayah Kotamobagu serta Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Kakao lokal kini dilirik pasar internasional, khususnya Jepang, dengan syarat utama produk harus organik.
Hal ini terungkap saat Bupati Kotamobagu, dr. Wenny Gaib, menerima kunjungan Direktur Utama PT Turkodom Indonesia, Cecilia Krista Tumini, bersama tim di Perkebunan Kakao Yantaton, Kelurahan Pobundayan, Kecamatan Kotamobagu Selatan, Kamis (11/09).
Pertemuan tersebut juga dihadiri para petani kakao serta pemerintah daerah.
Dalam pertemuan itu, pihak pembeli dari Jepang yang diwakili Pak Yosugawa menegaskan, kakao yang akan diekspor harus organik tanpa menggunakan pupuk.
Menanggapi hal ini, Wenny Gaib mengakui sebagian besar kakao Kotamobagu masih non-organik, namun pemerintah berkomitmen mendorong petani beralih ke sistem pertanian organik secara bertahap.
“Pasar Jepang sudah menyatakan kesiapan menandatangani MoU dengan pemerintah daerah terkait pembelian kakao organik. Sementara untuk pasar Tiongkok, meski terbuka, belum ada kepastian kontrak resmi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kejujuran dan transparansi dalam perdagangan produk pertanian sehingga dapat kepercayaan dari pasar luar negeri.
“Kalau organik, katakan organik. Kalau non-organik, sampaikan non-organik. Orang Jepang tidak bisa ditipu. Sekali kita curang, maka nama baik kakao Kotamobagu akan rusak di mata dunia,” tegasnya.
Kerja sama antar lima daerah di bawah payung Gadasera akan difokuskan pada pemetaan kebun untuk membedakan mana yang benar-benar organik dan mana yang non-organik.
Pemerintah daerah Kotamobagu, kata Wenny, akan ikut bertanggung jawab memastikan mutu produk sebelum diekspor.
Selain kakao, PT Turkodom Indonesia juga menyatakan minat membeli produk gula aren organik sebagai pemanis coklat.
Kotamobagu sendiri telah memproduksi gula aren di Desa Moyag, yang membuka peluang bagi daerah lain untuk ikut berpartisipasi.
“Tujuan kita adalah menjual barang sesuai permintaan pasar agar kualitas tetap terjaga. Pemerintah bersama perusahaan harus jujur dan konsisten dalam kerja sama ini,” tutup Wenny Gaib.