
Parimo,Updatesulawesi.id – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud)terus memperkuat sistem evaluasi kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas dengan pendekatan digital dan berjenjang.
Langkah ini bertujuan memastikan peningkatan kualitas pendidikan berjalan lebih terukur, transparan, dan menyeluruh.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Parimo, Farid, mengungkapkan bahwa kegiatan pengelolaan kinerja yang berlangsung selama satu minggu tersebut diikuti oleh 655 peserta, terdiri atas 425 guru SD, 114 guru SMP, 73 guru TK, dan 43 pengawas sekolah.
“Kegiatan ini kami bagi per 100 peserta setiap harinya agar pendampingan lebih maksimal dan penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dapat berjalan tanpa kendala,” jelas Farid saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (30/10).
Ia menjelaskan, penilaian kinerja tidak hanya mengukur kemampuan teknis guru, kepala sekolah, maupun pengawas, tetapi juga kemampuan mereka sebagai aparatur secara menyeluruh.
Sistem penilaian mencakup aspek atas, bawah, kiri, dan kanan—yang berarti menilai hubungan kerja antarpegawai dari berbagai arah.
“Kemampuan mereka diukur secara luas, bukan hanya sebagai guru atau kepala sekolah, tetapi juga bagaimana mereka berinteraksi dengan rekan kerja dan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Farid menambahkan, sistem penilaian kinerja ini diibaratkan seperti rapor pegawai berbasis digital. Melalui sistem tersebut, setiap guru memperoleh umpan balik (feedback) secara daring dan terstruktur.
Guru dinilai oleh kepala sekolah, kepala sekolah dinilai oleh pengawas, sementara pengawas dinilai oleh atasan langsung.
Selain itu, kepala sekolah dan atasan diminta memberikan ekspektasi yang jelas terhadap bawahannya.
Misalnya, kepala sekolah yang gagal menangani kasus perundungan (bullying) atau memiliki tingkat kelulusan rendah akan menjadi bahan evaluasi pada laporan kinerja berikutnya.
Farid menekankan pentingnya kolaborasi guru dengan berbagai pihak di lingkungan sosialnya.
“Guru tidak bisa bekerja sendiri. Ia harus mampu berinteraksi dengan kepala desa, tokoh masyarakat, dan bahkan turut mendorong program sosial, seperti mengajak anak putus sekolah untuk kembali belajar,” jelasnya.
Ia menyebut, keberhasilan pelaksanaan sistem penilaian kinerja ini akan berdampak langsung terhadap Rapor Pendidikan Kabupaten Parimo, yang saat ini menaungi lebih dari 600 satuan pendidikan.
Evaluasi kinerja dilakukan secara periodik dengan target penilaian tahunan. Pola ini disesuaikan dengan padatnya aktivitas guru serta kebutuhan memberikan waktu cukup untuk interaksi dengan murid dan kegiatan di masing-masing jenjang pendidikan.




