
Parimo,Updatesulawesi.id – Sebuah peninggalan bersejarah era kolonial Belanda di Kabupaten Parigi Moutong kembali menjadi sorotan setelah jembatan tua yang terletak di Desa Ogasasam, Kecamatan Palasa, runtuh akibat banjir bandang pada tahun 2025.
Foto tersebut yang di tampilkan pada pameran budaya di Festival Teluk Tomini yang di laksanakan pada 21 sampai dengan 23 November 2025 di Parigi Moutong.
Hal itu menjelaskan penelusuran sejarah yang dilakukan oleh siswi SMP Negeri 3 Parigi, Nur Aisyah, dalam karya bertajuk “Jejak Jembatan Belanda yang Runtuh” mengungkap bahwa jembatan tersebut merupakan salah satu infrastruktur penting yang dibangun oleh pemerintah kolonial pada tahun 1935.
Selama puluhan tahun, jembatan itu menjadi akses penghubung masyarakat dan menjadi saksi perkembangan wilayah setempat.
Kini, meski telah runtuh, jembatan tersebut tidak kehilangan nilai historisnya.
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menetapkannya sebagai cagar budaya, dan puing-puing konstruksi yang tersisa tetap dijaga sebagai bukti fisik perjalanan sejarah daerah.
Nur Aisyah menjelaskan bahwa perhatian terhadap peninggalan bersejarah sangat penting agar generasi muda memahami akar sejarah serta perkembangan wilayah Parigi Moutong.
“Warisan budaya harus dirawat, bukan hanya sebagai informasi masa lalu, tetapi sebagai identitas daerah dan sumber edukasi,” tulisnya dalam deskripsi karyanya.
Upaya pelestarian tersebut juga mendapat dukungan dari masyarakat dan lembaga pendidikan.
Adanya karya-karya penelitian pelajar seperti ini menunjukkan antusiasme generasi muda dalam menggali sejarah lokal dan memperkenalkannya ke ruang publik.
Dengan adanya penetapan sebagai situs cagar budaya, diharapkan jembatan tersebut dapat dirawat dan dimanfaatkan sebagai bagian dari edukasi sejarah, pariwisata budaya, sekaligus pengingat perjuangan masyarakat dalam melalui masa kolonial.








