banner 728x250

Bapelitbangda Parigi Moutong Tetap Optimistis Hadapi Tekanan Anggaran dan Tuntutan SPM

Kepala Bidang Sosial Budaya Bapelitbangda Parimo, Ince Pina, saat ditemui di ruang kerjanya.Foto ist

Parimo,Updatesulawesi – Di tengah keterbatasan anggaran dan tekanan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di berbagai sektor, Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tetap menunjukkan semangat optimisme dalam menyusun arah pembangunan yang berkelanjutan.

Salah satu fokus strategis yang kini tengah digalakkan adalah implementasi Peraturan Daerah (Perda) tentang kebudayaan, yang dinilai sebagai pijakan penting dalam memajukan sektor kebudayaan daerah.

banner 728x90

“Perda tentang kebudayaan itu penting karena menjadi dasar untuk kita bisa menindaklanjuti indikator-indikator kebudayaan. Tanpa itu, kita tidak akan mampu bergerak, apalagi mencapainya,” ujar Kepala Bidang Sosial Budaya Bapelitbangda Parimo, Ince Pina, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/5).

Baca berita lainnya :  Nelayan Bantaya,Parimo Ditemukan Selamat

Ince menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi Bapelitbangda tidak hanya terbatas pada sektor kebudayaan, namun juga mencakup bidang pendidikan, kesehatan, sosial, hingga pemberdayaan masyarakat desa (PMD).

Masing-masing sektor dituntut untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan sesuai regulasi, termasuk kebijakan baru terkait operasional Posyandu yang harus segera direspons.

Baca berita lainnya :  Desak Imigrasi,JATAM Sulteng Duga WNA Cina Main PETI di Parimo

Ia mengakui bahwa sektor PMD menjadi salah satu yang cukup terdampak akibat keterbatasan anggaran, sehingga beberapa target pelayanan masih belum bisa tercapai secara optimal.

Meski demikian, Bapelitbangda tetap berupaya mendorong sinergi lintas perangkat daerah serta melakukan penajaman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) agar tidak terjadi kesalahan dalam perencanaan yang dapat berimplikasi hukum.

“Kami sudah mengingatkan, jangan sampai ada sub kegiatan penting yang mendukung indikator kebudayaan malah tidak dimasukkan dalam Renja. Kalau tiba-tiba muncul perintah tanpa dukungan rencana, itu bisa jadi temuan bagi kami,” tegas Ince.

Baca berita lainnya :  Sambangi Eks Napiter, Satgas Madago Raya Membangun Perdamaian dan Integrasi Sosial di Kalora

Saat ini, Bapelitbangda tengah melakukan penyesuaian terhadap program dan kegiatan menyusul perubahan tahun anggaran berjalan. Tahun 2026 dipandang sebagai titik awal dari berbagai perbaikan struktural yang telah direncanakan.

“Kondisi kita sekarang memang belum sehat, tapi Insyaallah 2026 kita bisa mulai berjalan lebih baik. Mungkin belum maksimal, tapi kita yakin tidak akan seperti ini lagi,” pungkas Ince penuh harap.

Total Views: 128

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *