
Gowa – Sebuah tragedi keluarga berujung maut mengguncang warga Desa Pa’Bentengang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Seorang pemuda berusia 22 tahun, berinisial AA, kini mendekam di balik jeruji besi setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan terhadap ayah tirinya sendiri, Azis Daeng Beta (44).
Insiden memilukan itu terjadi pada sore hari, 15 Juni 2025. Jalanan Dusun Lanra-Lanra mendadak menjadi saksi bisu saat tubuh Azis bersimbah darah usai ditikam menggunakan badik oleh anak tirinya. Warga yang menyaksikan kejadian itu langsung geger.
Beberapa berusaha memberikan pertolongan, namun luka tusuk di bagian punggung kanan korban terlalu parah. Azis pun meregang nyawa di tempat kejadian.
Kapolres Gowa melalui Kasatreskrim AKP Bahtiar membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa pelaku telah diamankan serta dikenakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara.
“Pelaku merupakan anak tiri korban. Ia menikam korban dengan badik jenis lompo battang hingga tewas. Saat ini, yang bersangkutan telah kami tahan untuk menghindari potensi amukan atau aksi balas dendam dari pihak keluarga,” terang Bahtiar saat konferensi pers, Rabu (16/07).
Dari hasil penyelidikan awal, pembunuhan ini diduga dipicu oleh amarah dan sakit hati yang terpendam. Azis, mantan suami dari ibu kandung pelaku, datang ke rumah mantan istrinya untuk mengajak rujuk.
Namun pertemuan itu justru berujung pertengkaran hebat yang memancing emosi AA, yang baru saja pulang dari Kalimantan.
“Pelaku tidak terima jika ibunya kembali kepada korban. Ia sempat mendengar cekcok di rumah, lalu mengambil badik dan mengejar korban sampai ke jalan raya sebelum akhirnya melakukan penikaman,” jelas Bahtiar.
Usai melakukan aksinya, pelaku sempat diamankan oleh warga setempat dan kemudian diserahkan ke Polsek Bajeng.
Pihak kepolisian yang datang ke lokasi langsung melakukan olah TKP, sementara jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.
Hingga kini, penyidik masih mendalami motif secara lebih detail, termasuk status hubungan pernikahan antara korban dan ibu pelaku, apakah secara resmi atau hanya sebatas nikah siri.
Kejadian ini menyisakan luka mendalam di kalangan warga sekitar, sekaligus menjadi pengingat getir betapa konflik keluarga bisa menjelma menjadi tragedi berdarah yang merenggut nyawa.