banner 728x250

Bencana Banjir Desa Pebounang dan Desa Pandelalap Masuk TD Terbatas

Kantor BPBD Parigi Moutong.Sumber Humas Pemda Parigi Moutong

Parimo,Updatesulawesi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong merekomendasikan Desa Pandelalap, Kecamatan Moutong, untuk masuk dalam status Tanggap Darurat (TD) terbatas.

Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Parigi Moutong, Mohamad Rivai, di ruang kerjanya pada Senin, 14 April 2025.

banner 728x90

“Untuk penanganan, kami diberi kewenangan untuk menangani DAS Tuladenggi. Karena keluhan utama di sana adalah beberapa titik tanggul yang jebol,” ujar Rivai.

Ia menambahkan, BPBD Parigi Moutong telah menggelar rapat bersama Dinas Kesehatan dan Dinas PU sebagai langkah penanganan lanjutan apabila rekomendasi status tanggap darurat disetujui oleh Pj. Bupati Parigi Moutong.

Baca berita lainnya :  TPID Sulteng Tinjau Pasokan Beras di Parimo

“Dalam tujuh hari ini, sudah enam kali terjadi banjir di sana. Air mulai naik sejak pukul 19.00 WITA dan baru surut sekitar pukul 10.00 pagi,” tambahnya.

Akibat jebolnya tanggul di aliran DAS Tuladenggi, sebanyak 164 Kepala Keluarga (KK) atau 574 jiwa di Desa Tuladenggi terdampak.

Baca berita lainnya :  Perempuan Asal Kota Palu Diduga Pasok Sabu ke Parigi

“Kami telah mengundang pihak desa agar penanganan penyakit gatal-gatal yang timbul akibat banjir dapat ditangani oleh Dinas Kesehatan,” jelas Rivai.

Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parigi Moutong, warga terdampak memilih mengungsi ke rumah kerabat di Desa Tuladenggi.

Oleh karena itu, kebutuhan logistik dan dapur umum belum diperlukan saat ini.

Sementara itu, banjir juga terjadi di Desa Pebounang, Kecamatan Palasa, pada Senin, 14 April 2025, pukul 17.09 WITA.

Baca berita lainnya :  Pemda Parimo Wajib Anggarkan Pilkada Ulang Meski Ada Instruksi Efisiensi APBN dan APBD 2025

BPBD Parigi Moutong langsung melakukan penanganan di lokasi.

“Di Desa Pebounang, banjir berdampak pada enam kepala keluarga atau 24 jiwa, termasuk satu balita dan dua lansia. Sebanyak lima kepala keluarga atau 19 jiwa terpaksa mengungsi. Selain itu, terdapat kerusakan pada fasilitas umum, yakni dua jembatan putus, satu unit SMP Satu Atap rusak, serta pipa air bersih (Pansimas) yang juga putus,” tutup Rivai.

Total Views: 169

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *