
Parimo,Updatesulawesi.id– Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi kinerja pencegahan dan percepatan penurunan stunting (P3S).
Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Kantor Bupati Parimo, Senin (13/10).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Parimo, Kartikowati, mengatakan bahwa rapat koordinasi tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat efektivitas program penurunan stunting di daerah.
“Rapat ini menjadi refleksi bersama untuk memastikan intervensi berjalan secara terpadu, efektif, dan tepat sasaran,” ujar Kartikowati.
Ia mengungkapkan, berdasarkan pendataan tahun 2024 yang bersumber dari Data SIGA (Sistem Informasi Keluarga), di Kabupaten Parimo terdapat 26.456 keluarga atau sekitar 32,5 persen yang masuk kategori berisiko stunting.
Dari jumlah tersebut, 7,8 persen keluarga tidak memiliki sumber air minum utama yang layak.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa faktor kehamilan berisiko tinggi turut memberikan kontribusi signifikan terhadap kasus stunting di daerah tersebut.
“Berdasarkan pendataan tahun 2024, tercatat 11,7 persen kehamilan terjadi pada usia terlalu muda (di bawah 20 tahun) dan 21,78 persen pada usia terlalu tua,” sambungnya.
Kartikowati menegaskan, upaya percepatan penurunan stunting tidak hanya berfokus pada intervensi gizi, tetapi juga harus menyentuh aspek pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas hidup keluarga.
“sesuai data ini bahwa pencegahan stunting perlu pendekatan menyeluruh,tidak hanya soal gizi, tetapi juga pola hidup, lingkungan, dan perencanaan keluarga,” tegasnya








