banner 728x250

Pemda Parimo Lakukan Evaluasi Kinerja P3S

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Parimo, Kartikowati,Senin (13/10).‎‎

Parimo,Updatesulawesi.id– Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi kinerja pencegahan dan percepatan penurunan stunting (P3S).

‎‎Kegiatan ini berlangsung di Auditorium Kantor Bupati Parimo, Senin (13/10).‎‎

banner 728x90

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Parimo, Kartikowati, mengatakan bahwa rapat koordinasi tersebut menjadi langkah penting dalam memperkuat efektivitas program penurunan stunting di daerah.‎‎

Baca berita lainnya :  Menuju Porprov 2026, Abdul Sahid Pastikan Atlet Voli Parigi Moutong Murni Anak Daerah

“Rapat ini menjadi refleksi bersama untuk memastikan intervensi berjalan secara terpadu, efektif, dan tepat sasaran,” ujar Kartikowati.‎‎

Ia mengungkapkan, berdasarkan pendataan tahun 2024 yang bersumber dari Data SIGA (Sistem Informasi Keluarga), di Kabupaten Parimo terdapat 26.456 keluarga atau sekitar 32,5 persen yang masuk kategori berisiko stunting.

Baca berita lainnya :  Erwin Burase Resmikan Pusdalops BPDB

Dari jumlah tersebut, 7,8 persen keluarga tidak memiliki sumber air minum utama yang layak.‎‎

Selain itu, data juga menunjukkan bahwa faktor kehamilan berisiko tinggi turut memberikan kontribusi signifikan terhadap kasus stunting di daerah tersebut.‎‎

“Berdasarkan pendataan tahun 2024, tercatat 11,7 persen kehamilan terjadi pada usia terlalu muda (di bawah 20 tahun) dan 21,78 persen pada usia terlalu tua,” sambungnya.‎‎

Baca berita lainnya :  Pemkab Parigi Moutong Gelar Pengabdian Masyarakat HKN 2025, Ratusan Warga Dapat Layanan Kesehatan Gratis

Kartikowati menegaskan, upaya percepatan penurunan stunting tidak hanya berfokus pada intervensi gizi, tetapi juga harus menyentuh aspek pengendalian kelahiran dan peningkatan kualitas hidup keluarga.‎‎

“sesuai data ini bahwa pencegahan stunting perlu pendekatan menyeluruh,tidak hanya soal gizi, tetapi juga pola hidup, lingkungan, dan perencanaan keluarga,” tegasnya

Total Views: 59

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *